Contoh Descriptive Text Dalam Bahasa Inggris Tentang ‘IBU KOTA JAKARTA’ Dalam Bahasa Inggris
Descriptive text merupakan sebuah text dalam bahasa inggris yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu secara detail dan berisi suatu informasi, pada materi sebelumnya pun kita juga telah membahas mengenai descriptive text dalam bahasa inggris, Nah, pada kesempatan kali ini admin akan membahas mengenai contoh descriptive text yang berhubungan dengan ibu kota jakarta.
Seperti apasih ibu kota jakarta? Yuk langsung saja kita simak teks berikut ini š
The Ciliwung River becomes a witness of the history of the founding of the city of Jakarta from time to time. Near bandar times this Area stands a Coconut named location which became the forerunner of the metropolitan city in Indonesia. Coconut best known since the 19th century lima and many visited by merchants from various corners of the world. No wonder if Coconut then became one of the centers of international trade at that time.
Its started around 14th century acquired during the reign of Sundayang under the Kingdom centered at Padjajaran. When the Europeans came to Indonesia, they made the main purpose as Sunda Kelapa to trade. But the triumph ever felt Jakarta did not last long.
This is because the Fatahillah captured Sunda Kelapa during fierce battles and conquered the region. That’s when he changed the name into Jayakarta Sunda Kelapa. The name means victory achieved and amended on June 22, 1527. Well, this is the date which was later commemorated as the day of the birth of the city of Jakarta.
In the 16th century colonist Netherlands entry to Indonesia and take control of the entire region. Jayakarta entered into areas that were successfully conquered by the Netherlands. At that time, no matter its name changed into Batavia. Soil texture has the same contour Jayakarta with the Netherlands namely marshy. To protect the Property from the threat of flooding, they build canals as they do in her country.
The administrative center of Batavia is located at City Hall, which is 500 meters from the airport. However, as time went on, the development of the city of Batavia was directed to the South. The result of the rapid growth brought that resulted in the destruction of the environment. It caused the Netherlands to move to the area of government activity. The area was given the name Weltevreden. In the 20th century, the spirit of nationalism, Indonesia begin initiated by students in Batavia.
When Japan entered Batavia on 8 August 1942 the name Batavia is converted into Jakarta Toko Betsu Shi. However, Japan‘s leadership did not last long in Indonesia. They surrendered unconditionally to the allies after the defeat in World War II and then Indonesia proclaimed its independence. Furthermore, in September 1945, the Jakarta City Government made a new name for the region, namely the national Government Jakarta City.
After independence, the Netherlands is eager to rule Indonesia through NICA. Exactly on February 20, 2950, NICA rename Jakarta Municipality Stad Batavia. One month later, on March 24, 1950, the town’s name changed to the city of Praj’a. After the position of the Jakarta declared as autonomous regions on January 18, 1958 the name changed into Jakarta Municipality Djakarta Raya. In 1961 established the Government of Jakarta Raya (with PP No. 2 1961 jo law No. 2 PNPS 1961).
Jakarta gained the official name of the capital of the Republic of Indonesia in 1966. After the reformation in 1999, through law No. 24 of 1999 regarding the specific areas of provincial Government of Republic of Indonesia‘s capital Jakarta, the term local government changed to provincial governments and Jakarta with otoniminya remain the present provinces and not on the settlement of the town, i.e. DKI Jakarta.
DKI Jakarta area is divided into six regions, namely 5 the municipality and one administrative district thousand islands, (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 140 in 2005, an additional Sheet of the Republic of Indonesia Number 4700).
Currently, the city of Jakarta which has very high growth. That is because Jakarta has an attraction to visit by people outside of Jakarta. The number of entrants which then cause a lot of problems in this metropolitan city. Cultural wealth was also became a significant contribution to Jakarta to become one of the leading metropolis in the 21st century.
Sungai Ciliwung menjadi saksi bisu sejarah berdirinya Kota Jakarta dari masa ke masa. Di dekat bandar kali Ciliwung ini berdiri sebuah lokasi bernama Kelapa yang menjadi cikal bakal kota metropolitan di Indonesia ini. Kelapa mulai dikenal sejak abad ke lima dan ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai penjuru dunia. Tidak heran jika Kelapa kemudian menjadi salah satu pusat perdagangan internasional kala itu.
Kejayaannya mulai diperoleh sekitar abad 14 pada masa pemerintahan di bawah Kerajaan Sundayang berpusat di Padjajaran. Ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia, mereka menjadikan Sunda Kelapa sebagai tujuan utama untuk berdagang. Namun kejayaan yang pernah dirasakan Jakarta tidak bertahan lama.
Hal tersebut disebabkan karena Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa saat melakukan pertarungan sengit dan menguasai wilayah tersebut. Pada saat itulah ia mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Nama tersebut berarti kemenangan yang tercapai dan diubah pada tanggal 22 Juni 1527. Nah, tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Kota Jakarta.
Pada abad ke-16 penjajah Belanda masuk ke Indonesia dan menguasai seluruh wilayah. Jayakarta masuk ke dalam wilayah yang berhasil ditaklukkan oleh Belanda. Kala itu, namanya pun berubah menjadi Batavia. Tekstur tanah Jayakarta memiliki kontur yang sama dengan Belanda yakni berawa-rawa. Untuk melindungi Jayakarta dari ancaman banjir, mereka membangun kanal-kanal seperti yang mereka lakukan di negaranya.
Pusat pemerintahan Batavia berada di Balai Kota yang berjarak 500 meter dari Bandar. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, perkembangan kota Batavia diarahkan ke Selatan. Akibat dari pertumbuhan yang pesat tersebutlah yang mengakibatkan rusaknya lingkungan. Hal itu menyebabkan Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi. Wilayah tersebut diberi nama Weltevreden. Pada abad ke-20, semangat nasionalisme Indonesia mulai dicanangkan oleh para Mahasiswa di Batavia.
Ketika Jepang mulai memasuki Batavia, pada 8 Agustus 1942 nama Batavia diubah menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Akan tetapi, kepemimpinan Jepang tidak berlangsung lama di Indonesia. Mereka menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia ke II lalu Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Selanjutnya, pada September 1945, pemerintah kota Jakarta mengikrarkan nama baru untuk wilayah ini yaitu Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
Setelah kemerdekaan, Belanda berambisi untuk menguasai Indonesia melalui NICA. Tepatnya pada 20 Februari 2950, NICA mengubah nama Jakarta menjadi Stad Gemeente Batavia. Satu bulan kemudian, pada 24 Maret 1950 nama kota ini berubah menjadi Kota Prajāa Jakarta. Setelah kedudukan Jakarta dinyatakan sebagai daerah swatantra maka pada 18 Januari 1958 nama Jakarta berubah lagi menjadi Kota Praja Djakarta Raya. Di tahun 1961 dibentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961).
Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia pada 1966. Setelah masa reformasi pada tahun 1999, melalui UU No.24 tahun 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dengan otoniminya tetap berada ditingkat provinsi dan bukan pada wilyah kota, yaitu Provinsi DKI Jakarta.
Wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6 wilayah yaitu 5 wilayah kotamadya dan satu wilayah kabupaten administrative, Kepulauan Seribu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
Saat ini, Jakarta menjadi kota yang mempunyai pertumbuhan sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan Jakarta mempunyai daya tarik untuk dikunjungi oleh masyarakat di luar Jakarta. Banyaknya pendatang inilah yang kemudian menimbulkan banyak problematika di kota metropolitan ini. Kekayaan budaya juga menjadi sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21.
Itulah sejarah berdirinya Kota Jakarta yang diiringi dengan cerita panjang serta banyaknya perubahan nama. Semoga informasi yang kami sajikan dapat menambah pengetahuan pembaca. Terimakasih telah membaca.
Semoga bermanfaat untuk sahabat SBI semua ya š
Check Juga Materi Penting SBI Lainnya :